Belakangan, saya sedang getol belajar melalui media Massive Open Online Course (MOOC). Secara singkat, MOOC itu media belajar online di mana kita tidak perlu bertatap muka langsung dengan instruktur kelas. Mereka sudah menyiapkan video pembelajaran dan kita bisa menontonnya dari jauh dengan jaringan internet. Dan tidak hanya video pembelajaran, tetapi dalam MOOC juga ada simulasi, tugas, diskusi, bahkan ujian.
Sebenarnya MOOC ini sudah lama ada, saya sendiri sudah mengenalnya sejak 2015. Namun mungkin belakangan ini saya mulai getol belajar lewat MOOC, apalagi sekarang sudah banyak tersedia platform MOOC yang menawarkan kursus-kursus menarik. Favorit saya, Coursera. Mengapa? Sebab di Coursera ini tersedia kursus-kursus menarik dari berbagai universitas tingkat dunia! Sebut saja Stanford University, University of Pennsylvania, Harvard, dll. Ilmu yang ditawarkan adalah ilmu kelas dunia dan diajarkan oleh dosen-dosen universitas itu juga. Sangat menarik! Selain Coursera, saya juga kadangkala mengikuti kursus di EdX, yang sama-sama banyak menawarkna kursus-kursus dari universitas dunia yang ternama juga. Oh iya, kursus-kursusnya gratis!
Karena penyelenggara kursusnya dari luar Indonesia, tentu bahasa yang disampaikan juga bukan Bahasa Indonesia. Umumnya Bahasa Inggris. Bagaimana kalau belum bisa Bahasa Inggris? Sebenarnya kehadiran MOOC ini bisa jadi motivator bagi kita untuk belajar Bahasa Inggris, sebab sayang sekali kalau fasilitas MOOC ini tidak dimanfaatkan (soalnya gratis!). Tapi bagi yang ingin merasakan MOOC dalam Bahasa Indonesia, maka saya menyarankan sekali IndonesiaX. Saya pernah mengambil kursus Change Management yang diajar oleh Prof. Rhenald Kasali di sana. Gratis juga!
Dari tadi saya menyebut gratis. Pertanyaannya, apakah kursus-kursus tersebut benar-benar gratis? Kalau hanya sekadar ingin menonton videonya dan belajar, maka mereka tidak meminta bayaran dari kita. Tapi kita tidak bisa mendapatkan sertifikat apabila mengambil kursus gratisnya. Untuk mendapatkan sertifikat, ada biaya yang harus dikeluarkan, bisanya berkisar dari $49 sampai $99, sedangkan di IndonesiaX biaya sertifikatnya dalah Rp250ribu. Selain membayar, salah satu syarat untuk memeroleh sertifikatnya adalah lulus ujian yang akan diberikan di akhir kursus. Bagi saya sertifikatnya lumayan sih, terutama bagi saya yang berprofesi sebagai dosen, akan menambah kredibilitas kita apabila kita bisa memajang sertifikat pembelajaran dari Stanford University, misalnya :).
Platformnya sudah ada, gratis pula. Sekarang kembali kepada kita, seberapa jauh kita ingin memanfaatkan kemudahan teknologi ini untuk mengembangkan hidup kita? Karena MOOC ini sifatnya self-paced, maka banyak juga yang tidak bisa menjaga komitmennya dan berhenti di tengah-tengah kursus. Hal yang wajar, sebab tidak ada yang mengingatkan dan merasa tidak rugi juga, toh kan tidak bayar. Saya sendiri dalam mengikuti MOOC juga sempat beberapa kali tergoda untuk berhenti dan menikmati hiburan dari internet saja, tetapi saya mampu menjaga motivasi saya untuk terus belajar. Saya sendiri sudah menyelesaikan 3 kursus selama bulan April-Mei. Dua di antaranya adalah MOOC dari University of Pennsylvania di bidang psikologi dan satu lagi MOOC dari Universitas Multimedia Nusantara (platform DQLab) di bidang analisis data. Setiap berhasil menyelesaikan satu kursus, rasanya puas sekali! Oh iya, kesemua kursus yang saya selesaikan itu, ada sertifikatnya lo, padahal saya tidak bayar. Kok bisa? Karena juga ada fasilitas financial aid dan scholarship dari Coursera!
Ayo mulai sekarang luangkan waktu, cukup sekitar 30 menit saja per hari, untuk mengikuti kursus-kursus gratis dari universitas-universitas ternama ini. Tidak ada ruginya dan justru bisa memperkaya wawasan kita!
No comments:
Post a Comment